Kamis, 28 Mei 2015

Hubungan Islam dengan Ilmu


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 

            Seluruh konsep kehidupan telah ada pada islam yang bersumber pada Al-qur’an dan Hadits. Banyak orang diluar islam yang menerapkan suatu nilai yang konsepnya telah ada pada islam. Contohnya tentang kebersihan banyak orang yang menerapkan kebesihan seperti negara jepag, negara ini termasuk negara paling bersih dari sampah tetapi justru banyak orang islam sendiri yang tidak menerapkan kebersihan.

 Pada masa sekarang, masa dimana globalisasai tidak bisa dihindari, akan tetapi adanya perkembangan zaman itulah yang harus diterima dengan cara apapun. Ilmu pengetahuan bagi manuasia merupakan suatu hal yang penting untuk kelanjutan eksistensinya dan untuk mempertahankan hidupnya. waktu dan masa itu ditentukan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu Allah SWT membekali manusia dengan ilmu pengetahuan agar dapat mengatur dan mengolah bumi untuk kepentingan seluruh umat manusia.

            Untuk itu kita perlu mengkaji dan memahami nilai-nilai yang ada di Al-Qur’an dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Untuk lebih jelasnya berikut ini kami akan menguraikannya dalam makalah ini dengan pembahasan Islam sebagai Agama dan perannya dalam kehidupan.

 

 

 

 

 

1.2. Rumusan Masalah

 

          Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pemakalah merumuskan masalah, diantaranya ialah :

 

1.    Apa hubungannya Islam dengan Ilmu

2.    Bagaimana peran agama islam dalam kehidupan?

 

 

 

1.3. Tujuan Penulisan

 

          Berdasarkan dengan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penulis adalah :

 

1.    Untuk menyelesaikan makalah ini

2.    Agar menambah wawasan  dan paham peran agama islam dalam kehidupan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                         

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hubungan Tauhid dengan Ilmu

        Membahas mengenai Iman pasti berbicara mengenai Ilmu karena seseorang beriman tentu dengan Ilmu tidak mungkin seseorang beriman tanpa ilmu. Karena iman dan ilmu adalah sesuatu yang berbeda tetapi tidak bisa untuk dipisahkan. Karena iman itu adalah keyakinan yang meresap pada diri seseorang sedangkan ilmu adalah suatu pengetahuan yang mendasar agar semakin kuat dan kokoh keyakinan tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 65 yang artinya :

           “Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi, dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintahnya. Dan dia menahan (benda-benda langit) agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izinnya? Sungguh Allah maha pengasih, maha penyayang kepada manusia”. 

Nur Kholis Mdjid membuat teori Taskhir [1]

Table 1

Tauhid
Alam harus tunduk kepada Manusia
 Menguasai alam berarti menguasai hukum alam
IPTEK dikembangkan berdasarkan hukum alam
Syirik
Tunduk kepada alam
Berarti dikuasai alam
Kehidupan yang tunduk kepada alam berarti identik dengan kebodohan, kemiskinan, danketerbelakangan

           Apabila tunduk kepada selain Allah berarti manusia menyalahi fungsinya sebagai khalifah, tunduk kepada selain Allah berarti tunduk kepada alam, tunduk kepada alam berarti syirik.

 Allah SWT berfirman dalam surat Luqmaan ayat 20 yang artinya :

“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukan bagimu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentiangan)mu dan menyempurnakan nikmatnya untukmu lahir dan batin. Tetapi diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah  tanpa petunjuk dan ilmu dan tanpa kitab yang memberi penerangan”.

 

           Ketika manusia bertauhid kepada Allah dengan bertaqwa semuanya Allah tundukan baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi dalam arti dijadikannya manusia itu sebagai khalifah dimuka bumi ini untuk mengatur kelestarian alam dengan ilmu-ilmu yang mereka miliki

 

 

2.2 Peran Dan Fungsi Agama dalam Kehidupan

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :[2]

v  Karena agama merupakan sumber moral

v  Karena agama merupakan petunjuk kebenaran

v  Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.

Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78 yang Artiinya :

“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.”

Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan dari dalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu

v  Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.

v  Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.

 

 

 

 

 

 

2.3 Sosialisasi dan Inkulturasi Nilai-Nilai Agama

            Paradigma pemikiran pentingnya peranan agama atau implementasi asas iman dan takwa dalam pembangunan karena yang beragama adalah manusia sebagai makhluk sosial sekaligus sebagai subyek dan obyek pembangunan. Karena itu agama dan masyarakat mempunyai jalinan erat dan saling mempengaruhi satu sama lain.

            Agama adalah sumber nilai dan norma yang bersifat universal yang dapat membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam menghadapi dunia nyatanya. Disinilah peran agama. Bahkan dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk sosial belum menjadi manusia sepenuhnya tanpa agama (Nilsen, 1980: 9).[3] Dalam perspektif Al-Quran dinyatakan bahwa kualitas kemanusiaan manusia beriman terletak pada keimanan dan ketakwaannya. Allah berfirman dalam surat Al-Hujarat ayat  13 yang artinya :

“…..sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah maha mengetahui, maha teliti”

.           Manusia takwa adalah manusia yang mampu memimpin dan mengendalikan diri untuk melaksanakan perintah Allah, mampu memimpin dan mengendalikan diri untuk tidak melakukan larangannya baik yang berhubungan dengan Allah maupun berkaitan dengan urusan dunia. Untuk mencapai predikat takwa maka perlu upaya menyerasikan atau mengintegrasikan dimensi keyakinan (tauhid), dimensi peribadatan (syariah), dimensi akhlak (etika) dan dimensi keduniaan (muamalah) yang terdapat dalam ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Karakteristik iman sebagai fondasi ajaran agama akan membentuk manusia beriman. Manusia beriman mengimplementasikan hablumminallah dan hablumminannas secara seimbang dan terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

          

           Untuk itu ajaran agama perlu dipelajari, diketahui, diyakini dan dihayati secara utuh dan diamalkan dalam kehidupan baik secara individual maupun secara kolektif, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara. Dalam shalat contohnya ketika kita duduk tasyahud akhir mengucapkan salam maksudnya setelah hablumminallah kita lakukan setelh itu kita melakukan hablumminnanas dengan baik seperti saling memberi salam, saling menghormati satu sama lain agar tercipta hubungan yang harmonis antara anggota masyarakat.

           Tetapi justru banyak pada umat islam sendiri yang tidak menerapkan nilai-nilai yang telah ada, yang perlu ditanyakan apakah iman mereka telah meresap. Bahkan banyak yang mengaku dirinya beragama islam tetapi masih bisa melakukan kemaksiatan dan segala apapun yang dilarang Allah SWT.

            Contohnya, banyak dikalangan pejabat (elit politik) yang mereka mengaku islam tetapi tidak menerapakan nilai-nilai dalam islam, seharusnya mereka menjadi pemimpin mengerti dan paham tentang nilai-nilai dalam islam. Di tangan penguasa atau politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing ke jalan yang benar disalah fungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang mestinya bisa mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan umat, atau bahkan dijadikan dalil untuk memvonis pihak-pihak yang tidak sejalan sebagai kafir, sesat, dan tuduhan jahat lainnya, disfungsi atau penyalahgunaan fungsi agama inilah yang seyogianya diperhatikan oleh segenap ulama, baik yang ada di organisasi-organisasi Islam.

            Tegas Nurkholis madjid tidak ada satu pun agama besar dimuka bumi ini yang lebih rendah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya dari pada islam. Keaadaan yang sepperti itu terjadi karena banyak umat islam tidak mau memahami dan menerapkan apa yang ada di Al- Qur’an dan Hadis.[4]

 

 

Rasulullah saw. Bersabda :

            “ Telah aku tinggalkan dua hal pusaka yang kalau kalian berpegang teguh pada keduanya kalian tidak akan tersesat yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah”

            Ulama harus mempu mengembalikan fungsi agama karena Agama bukan benda yang harus dimiliki, melainkan nilai yang melekat dalam hati.Mengapa kita sering takut kehilangan agama, karena agama kita miliki, bukan kita internalisasi dalam hati. Agama tidak berfungsi karena lepas dari ruang batinnya yang hakiki, yakni hati (Qalbu).

            Itulah sebab, mengapa Rasulullah SAW pernah menegaskan bahwa segala tingkah laku manusia merupakan pantulan hatinya. Bila hati sudah rusak, rusak pula kehidupan manusia. Hati yang rusak adalah yang lepas dari agama. Dengan kata lain, hanya agama yang diletakkan di relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.Sayangnya, kita lebih suka meletakkan agama di arena yang lain: di panggung atau di kibaran bendera, bukan di relung hati.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                  

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Agama adalah sumber nilai dan norma yang bersifat universal yang dapat membentuk sikap dan perilaku seseorang dalam menghadapi dunia nyatanya. Disinilah peran agama. Bahkan dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk sosial belum menjadi manusia sepenuhnya tanpa agama (Nilsen, 1980: 9). Dalam perspektif Al-Quran dinyatakan bahwa kualitas kemanusiaan manusia beriman terletak pada keimanan dan ketakwaannya

            Manusia takwa adalah manusia yang mampu memimpin dan mengendalikan diri untuk melaksanakan perintah Allah, mampu memimpin dan mengendalikan diri untuk tidak melakukan larangannya baik yang berhubungan dengan Allah maupun berkaitan dengan urusan dunia. Untuk mencapai predikat takwa maka perlu upaya menyerasikan atau mengintegrasikan dimensi keyakinan (tauhid), dimensi peribadatan (syariah), dimensi akhlak (etika) dan dimensi keduniaan (muamalah) yang terdapat dalam ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Karakteristik iman sebagai fondasi ajaran agama akan membentuk manusia beriman. Manusia beriman mengimplementasikan hablumminallah dan hablumminannas secara seimbang dan terpadu dalam kehidupan sehari-hari.

           

 

 

 

 

 

 

 

3.2 Saran-saran

1.    Keimanan kita harus meresap ke dalam hati karena antara tauhid dengan ilmu adalah satu kesatuan hanya agama yang diletakkan di relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

2.    Untuk mencapai predikat takwa maka perlu upaya menyerasikan atau mengintegrasikan dimensi keyakinan (tauhid), dimensi peribadatan (syariah), dimensi akhlak (etika) dan dimensi keduniaan (muamalah).

3.    Untuk itu ajaran agama perlu dipelajari, diketahui, diyakini dan dihayati secara utuh dan diamalkan dalam kehidupan baik secara individual maupun secara kolektif,

4.    Selain membaca Al-Qur’an hendaknya kita juga memahaminya.

5.    Wassalam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                            

 

DAFTAR PUSTAKA

1.    Abdul Hakim,Ahmad Atang dan Mubarok,jaih.1999. Metodologi Study Islam.Banndung:Remaja Rosda Karya



 



[1] Drs.Ahmad Atang Abdul Hakim, MA.dan Dr.Jaih Mubarok. Metodologi Study Islam.(Banndung:Remaja Rosda Karya.1999).hlm 17
[2] http://iissadiyah1.blogspot.com/2012/10/makalah-agama-peran-dan-fungsi-agama.html. diakses pada. 12April. hari jum’at. Pukul 16.30.WIB.
[4] Ibid. hlm.25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.